Apa yang ada dalam denak kalian ketika mendengar kata ‘lelaki 1.000 janda? Ya, pria ini memang mencintai dan juga menyayangi bahkan selalu berusaha mengejar 1.000 janda itu.
Tapi bukan sembarangan janda yang didekatinya, melainkan janda yang bisa mengantarkannya ke pintu surga.
Kisah seorang pria yang mencintai 1.000 janda ini pun ditulis oleh pemilik akun bernama Fissilmi Hamida.
“Namanya Bang Cuy, atau bang Irul, Roel Mustafa . Ia hanya lelaki biasa. Bukan ningrat, bukan pejabat, bukan pula konglomerat (eh, pejabat ding. Ketua RT hihi).
Ia memang hanya lelaki biasa, bukan Hamish suaminya Raisa (bukan bule maksudnya). Tapi yang dilakukannya sungguh luar biasa.
Si lelaki biasa ini, ia menjuluki dirinya sebagai lelaki 1000 janda. Ah, benar. Dia memang ‘doyan’ janda. Dia suka menggebet para janda, mengejar mereka sampai didapatkannya.
Dan sepertinya para janda pun menyukainya. Entah apa pesonanya, tapi para janda itu selalu tertawa lepas, tertawa bahagia saat berfoto bersamanya. Huh, Bang Cuy centil sekali ya.
Eits, jangan buruk sangka. Benar ia menyukai para janda, benar ia suka mengejar mereka, namun dengan cara yang sangat mulia, berbeda dengan beberapa oknum yang mengaku ingin menolong janda, namun dengan cara yang malah membuat istri pertama justru jadi janda.
Ia menafkahi para janda tua tak punya, yang sering dilupa oleh beberapa orang di luar sana (mungkin juga oleh kita 🙁 ), para janda yang sering tak dilihat keberadaannya.
Huft, apa gara gara mereka janda tua? Bukan janda syantik kinyis kinyis syemok nan manja mempesona sekaligus kaya raya? Duh, jadi pengen julita jaya kan eke akhirnya
Tapi bagi bang Cuy, senyum para janda ini adalah segalanya.
Lihat saja ungkapan syahdunya untuk Mak Ari yang sendirian di masa tuanya, yang sudah tak ada sanak saudara dan tetiba merasa begitu sedih setelah adiknya, tempat ia berbagi rasa pulang pada sang pencipta.
“Mak, minggu ini untukmu. Mak, malam minggu ini kita lepas rindumu.” Manis sekali.
Atau candaannya pada Mak Anah : “Mak mau nikah lagi? Hayuk saya cariin duda.” Dan mak Anah tertawa sambil menjawab : “jarore peyot” (entah apa artinya)
Atau Mak Unih yang begitu bijaksana. Kemiskinan dan kesendirian di masa tuanya yang penuh keikhlasan ia terima, tanpa sedikitpun menyalahkan sang pencipta. Ia justru bersyukur Allah mengujinya dengan menjadi sebatang kara saat usia renta. Sebab menurutnya, andai ujian itu ia dapatkan saat ia muda, betapa banyak yang nanti terjerat dosa
Jangan lupa juga Mbah Rupini, janda keren mandiri yang di usia 78 tahun masih ngontel alias menggowes sepeda untuk berjualan buntil ke daerah sekitarnya. Pantas saja Bang Cuy ngapelin dia.
Atau kisah kisah janda gebetan bang Cuy lainnya yang luar biasa. Tidak hanya para janda, namun juga aksi kerennya bersama relawan lainnya untuk sesama.
Aku memang udah mendengar sebelumnya bahwa Bang Cuy akan ke Myanmar, menjadi relawan untuk kemanusiaan.
Tadi malam, aku sampai rumah setelah pukul sembilan. Aku langsung tertidur kelelahan. Tak sempat membuka social media sekadar melihat kabar teman.
Dan pagi ini, saat aku membuka laman facebookku, ada postingannya yang membuatku haru.
Si lelaki 1000 janda, akan segera berangkat ke medan juang, bersiap menjalankan perannya sebagai relawan kemanusiaan.
Bang Cuy lelaki 1000 janda, fi amaanillah. Semoga selalu dalam penjagaan Allah disana, lancar segala urusannya, hingga engkau kembali pulang dan kembali mengejar dan memuliakan para janda.
Doaku menyertai langkahmu, Bang. Terimakasih sudah menjadi inspirasi kami semua, agar selalu peduli sesama, baik yang ada di sekitar, atau yang berada jauh disana
Photo : Bang Cuy dengan salah satu janda kesayangannya dengan caption khasnya yang membuat tertawa :
“Cinta itu pakai perasaan. Tapi merawatnya pakai penghasilan”
https://www.facebook.com/fissilmihamida/posts/10210465182055036
Ya, dia merupakan seorang relawan yang banyak membantu sesamanya, terutama para janda tua dan miskin.
Bahkan ia juga mengatakan kalau apa yang dilakukannya itu senada dengan program Menteri Khofifah untuk mengatasi para janda miskin di Indonesia.