Seorang bayi ditemukan di serambi Mushala Panti Asuhan Ar-Rohman yayasan Miftakhul Khoir di Kauman, Purwosari, Kecamatan Purwosari pada Senin (25/12) malam.
Kapolsek Purwosari AKP I Made menyebutkan bermula saat pihaknya mendapat laporan dari tokoh masyarakat setempat, Abah Mahmud.
Lewat sambungan telepon, ia mendapat kabar dari Abah Mahmud bahwa pihaknya menemukan bayi di dekat Mushala. “Saat dihubungi, saya sedang PAM di gereja pengamanan Natal. Saya langsung ke lokasi kejadian,” katanya.
Setelah mendatangi lokasi kejadian, AKP I Made melihat bayi mungil nan lucu itu telah dipindahkan dari lokasi awal penemuannya.
Bayi berjenis kelamin perempuan itu ditemukan dalam sebuah kardus mie instan. Bayi tersebut ditemukan oleh tiga penghuni panti asuhan tersebut.
Saat itu, Nuril Hidayat dan dua temannya sedang mengaji di dalam mushala. Ketiganya mengaji sambil menunggu adzan magrib berkumandang.
Saat sedang mengaji, Nuril dan dua temannya itu terganggu dengan suara tangisan bayi. Mereka pun terkejut mendengar suara tersebut. Lantas mereka pun saling bertanya darimana asal suara tangisan itu.
Karena penasaran, mereka pun beranjak dari mushala tersebut. Tanpa disangka, di serambi mushala ternyata ada kardus mie instan. Setelah di cek, ada bayi mungil sedang menangis di dalamnya.
“Nuril dan dua temannya ketakutan. Ia khawatir ada apa – apa dan langsung melaporkan temuannya itu ke pengurus yayasan. Dari pengurus yayasan disampaikan ke kami,” papar Kapolsek.
Saat ini, dia mengaku bahwa bayi tersebut sudah dibawa ke puskesmas untuk menjalani pemeriksaan. “Ini sedang dicek kesehatannya oleh dokter,” tambahnya.
Dalam kardus tersebut ditemukan juga sepucuk surat di balik tubuh sang bayi. Surat yang diduga kuat ditulis oleh sang ibu ini menyiratkan penyebab ia membuang bayinya itu.
Ibu bayi perempuan itu mencurahkan isi hatinya melalui surat tersebut. Ia menuliskan bahwa ayah sang bayi pergi dan orang tua dari ibu bayi itu tidak bisa menerima kehadiran bayi itu.
Bahkan bayi yang diperkirakan baru lahir satu hari ini sudah diberi nama oleh sang ibu, Syakira Putri Nadya.
“Syakira Putri Nadya”
Saya titip anak saya pak / buk
Ayahnya pergi, orang tua saya tidak mau menerimanya. Saya nitip Syakira bu / pak. Saya mau kerja ke luar kota
Jaga Syakira nggeh bu / pak
Terimakasih.”, itulah isi surat yang ditulis ibu bayi perempuan tersebut.