Liburan akhir tahun masih berjalan dan belum mencapai puncaknya, akan tetapi kejadian tidak menyenangkan sudah dialami oleh beberapa orang.
Kejadian tersebut mulai dari kemacetan di jalan hingga keramaian di tempat wisata. Namun kali ini kami mendapat sebuah curhatan dari penumpang bus yang mengaku sangat kecewa dengan pelayanan yang diberikan sebuah bus eksekutif.
Bus ini melayani beberapa trayek sekitaran Jakarta dan Bandung. Nah, bagi kalian yang suka bepergian naik bus ke Bandung atau Jakarta mungkin sudah familiar dengan bus yang satu ini.
Iqbal Maulana, merupakan nama dari penumpang yang mengalami kejadian tidak menyenangkan yang juga mengaku tidak terlalu sering bepergian dengan naik bus tersebut.
Bukan kesan baik yang didapat Iqbal saat menaiki bus tersebut, tapi malah kesan yang tidak mengenakan yang ia dapat.
Saat itu Iqbal dan istrinya naik bus Primajasa dari Pasar Rebo menuju Leuwipanjang. Perjalanan Iqbal gak semulus yang ia kira. Bahkan di pertengahan jalan tol ia dan sang istri diturunkan.
“#curhatonlen
#Primajasa
==Primajasa yg jasanya tidak prima==
“Baru pertama naik Primajasa ya Bang?”, kata kondektur tsb.
…
Memang jarang sekali saya memakai jasa PO bus ini yg setahu saya melayani beberapa trayek sekitaran Jakarta dan Bandung, dan ini baru kedua kali saya menumpanginya dari Pasar Rebo menuju Leuwipanjang, namun sayangnya justru di kesempatan kedua ini saya malah mendapat pengalaman yg sangat buruk dengan pelayanannya.
Bersama istri saya naik bus Primajasa jurusan Lebak Bulus-Leuwipanjang di seputaran persimpangan flyover Pasar Rebo, dan ternyata kursi kosong sisa satu saja, sepasang suami istri paruh baya yg baru naik di belakang saya turun kembali sambil menggerutu “apaan dibohongin, nggak ada yg kosong gitu tadi bilangnya ada”,
memang ada beberapa kursi yg diduduki anak kecil dan saya berpikir mungkin hanya sementara saja karena nantinya si anak akan dipangku orang tuanya daripada bayar kursi, yg ternyata belakangan dicek kondektur satu persatu semua bersedia membayar kursi tsb.
Istri yg sudah duduk sambil celingukan bingung nasib saya yg berdiri di sebelahnya, kondektur hanya menatap saya sebentar dengan cuek, lalu bus berjalan. Beberapa saat kemudian kondektur mulai membagikan karcis/tiket bus dan sampai di tempat saya, saya bertanya sambil menerima kertas tiket,
“full mas?” (bayarnya)
“Iya, full”, jawab kondektur.
“Nggak ada kompensasi apapun?”, tanya saya.
“Kompensasi apa? Nggak ada”.
“Kan saya nggak dapet tempat duduk”.
“Sama aja, baru pertama naik Primajasa ya Bang?”
Wait…wut? Bukannya ini bus Eksekutif? Harusnya satu kursi untuk satu orang dan tidak ada yg berdiri kan? Lah ini apa bedanya sama Ekonomi klo ada yg berdiri juga. Saya heran bercampur kaget 🤔
“Duduk aja di situ daripada mas berdiri”, (kondektur menunjuk lantai tengah berundak di samping sopir)
Wadepak? 😱
Bukannya minta maaf karena kursi tidak cukup, dengan entengnya meminta ongkos full, dan malah menyarankan duduk di lantai bus, padahal di dekat pintu ada kursi kondektur, tapi tidak ada inisiatif menawarkan kursi tsb.
Kondektur lanjut ke belakang membagikan tiket dan mulai mengumpulkan ongkos dari penumpang, saya melihat stiker besar di kaca depan pojok kiri atas bertuliskan “SMS PENGADUAN” maka saya pun berinisiatif menyampaikan keluhan ke nomor yg tertera. Kondektur sampai lagi ke tempat saya berdiri.
“Saya bayar nanti aja mas”
“Nanti gimana? Sekarang aja”
“Nanti aja di loket Leuwipanjang”
“Nggak bisa, bayarnya sekarang”
“Saya nggak mau, mending nanti aja selesaikan di loket”
“Baru pertama naik Primajasa ya?”
Karena debat nggak selesai2 kondektur mendekati supir untuk berdiskusi, dan hasil akhirnya tetap bayar full, posisi bus sudah berada di jalan tol lalu bus mulai menepi dan kondektur membuka pintu depan.
“Jadi bayar apa turun aja?”
Saya shock untuk kesekian kalinya dan tidak menjawab, tetap berdiri di tempat.
“Kalo nggak mau bayar ya turun”
Istri mulai beranjak turun, akhirnya saya menyusulnya tanpa berkata apapun karena memang tidak akan ada solusi jalan tengah apapun.
“Baru naik Primajasa ya?”, sindir kondektur kesekian kalinya ketika saya baru menginjak aspal di tepi jalan Tol Lingkar Timur dan dilanjut dengan sindiran lain yg tidak saya dengar jelas, bus langsung tancap gas saya baru terfikir untuk memotret nopol bus tapi sayangnya tidak berhasil tertangkap karena buru2.
Akhirnya saya berjalan kaki berdua agak jauh mencari tempat untuk memesan taksi online sambil memikirkan jalan keluar.
Melihat banyaknya kalimat sindiran itu keluar dari mulut kondektur, saya mulai berpikir jika dia bisa dengan pedenya berkata seperti itu apakah berarti ini sudah lumrah dan sering terjadi?
Apakah memang image Primajasa itu bagus armadanya tapi pelayanannya buruk? Padahal dari apa yg saya baca dari hasil browsing di internet banyak feedback positif dan armada bus juga sangat bagus dari segi eksterior, interior, maupun fasilitas.
Bisa saja saya hanya sedang tidak beruntung mendapat pelayanan buruk dari oknum karyawan PO yg bisa dikatakan besar ini, tapi tetap saja hal ini harus dilaporkan tapi nyatanya PO sebesar ini tidak merespon sms keluhan yg saya kirimkan sampai dua kali ketika tulisan ini saya post, seakan stiker besar sms pengaduan yg tertempel di kaca depan dalam bus tadi hanya formalitas saja atau mungkin hanya hiasan supaya kaca tidak terlihat monoton.
Primajasa. Bus Eksekutif rasa Ekonomi “
https://www.facebook.com/a19647/posts/1652993024723106
Dan berikut merupakan beberapa respon dari netizen yang membaca postingan yang diunggah Iqbal pada Jumat (29/12).
Alit Sanjaya Photograph, “Masih mending itu mah masih diturunin di Jakarta . Jaman2 tol Cipularang yang biasanya Cililitan ke Garut paling lama 5 jam . Trus insiden amblas jadi 10 jam . Ngerasain bener2 pegel pantat duduk di lantai samping supir :v mau tidur jadi serba salah”
Rachmat Sis, “Laporin aja k kantornya.jam berapa kejadian.sayang ga tau no identitas dan no pol.menurunkan penumpang d jalan tol aja dia sdh salah.ya itu kembali lagi kalo mau lapor ga lengkap mending ga usah.nanti d kira laporan palsu/ manipulasi”
Teddy Joey, ” Gak aneh kalo primajasa seeh…. Daridulu sampe sekarang yah begitu2 aja…. Ts belum seberapa…. Sy bayar full berdiri dari Leuwipanjang sampe Purwakarta sudah sering…..tapi setelah ada travel dan taxi online, aman sekarang walaupun bayar lebih mahal tapi kenyamanan dapat…”