Nama lengkapnya Lio Adi Prasetyo. Dari seragam yang dikenakannya, jelas Lio merupakan seorang anggota polisi.
Belum genap satu bulan, Lio yang baru lulus pendidikan itu ditempatkan di Polres Pasuruan.
Ada cerita menginsipirasi dan perjuangan yang keras sebelum Lio Adi Prasetyo dinyatakan lulus menjadi anggota Polri.
Pemuda yang akrab disapa Lio tersebut mengungkapkan bahwa dirinya sempat menjadi pencari kembang kamboja di makam dan pernah menjadi pengamen.
“Menjadi anggota polisi itu sudah menjadi cita-cita saya sejak sekolah di bangku SMP. Meski orangtua bukan siapa-siapa, saya tidak menyerah dan terus berusaha,” kata Lio.
“Selepas belajar di sekolah saya ngamen, uangnya saya gunakan untuk jajan sehari-hari. Jadi, orangtua tidak terbebani,” tambah Lio.
Malam harinya, oleh sang ayah Lio ia kerap diajak ayahnya mencari kembang kamboja di makam. Namun sebelum itu, ia dibangunkan dan diminta oleh ayahnya untuk melaksanakan shalat Tahajud.
“Saya senang bisa membantu orantua. Setelah bunganya terkumpul, hasilnya kami jual untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,” ungkap Lio.
Untuk mendaftar menjadi anggota kepolisian, Lio Adi Prasetyo yang gemar bermain bola tersebut tak mengeluarkan biaya yang banyak.
Jika dihitung, total biaya untuk mendaftar polisi tak lebih dari Rp1 juta.
“Uang 1 juta itu untuk biaya fotokopi dan hal lainnya. Selain itu, uang tersebut digunakan untuk kebutuhan uang saku ketika tes. Selebihnya gratis, tak ada pungutan apa pun,” terang Lio.
Lio Adi Prasetyo yang lahir pada 12 Maret 1997 tersebut merupakan anak dari pasangan Nyarto dan almarhuman Pariani.
Lio memiliki satu orang saudara perempuan yang kini duduk di bangku kelas V sekolah dasar bernama Galih Wahyu Iman Prasetyo.
“Menjadi polisi ini saya dedikasikan kepada ibu di surga dan kepada ayah yang sudah memberikan dukungan kepada saya. Saya bersyukur bisa menjadi polisi, terima kasih atas kesempatannya,” pungkas Lio.