Mungkin kalian pernah mendengar ucapan, ‘apalah arti sebuah nama’. Meskipun ungkapan itu seringkali terdengar, tapi sebagai orang tua tentunya mereka ingin nama yang terbaik untuk anaknya.
Pasalnya, nama dari seseorang berpengaruh untuk kehidupannya nanti, oleh karena itu banyak orang yang sibuk mencari nama terbaik untuk calon anaknya.
Namun seorang warga Kecamatan Pinang, Kota Tangerang, Banten justru berjuang di pengadilan negeri setempat untuk mendapatkan legalitas mengganti namanya.
Pria itu hendak mengubah namanya dari Kentut menjadi Ihsan Hadi.Saat ditemui, Kentut menuturkan ada banyak alasan kuat sehingga ia mengurus legalitas pergantian nama itu.
Menurutnya, ia sering menjadi sasaran olok-olok teman-temannya karena persoalan nama. Selain itu, ia juga kasihan pada putrinya. Dia masih sekolah dan sering diejek teman-temannya karena nama baaknya itu.
Pria berusia 28 tahun itu juga menuturkan kalau sehari-harinya ia bekerja sebagai penjual mie ayam. Selain itu, ia juga menjadi ustadz dan mengajar ngaji anak-anak dilingkungannya.
Karena menjadi seorang ustadz yang notabenenya diharapkan jadi teladan warga, maka ia pun membulatkan tekad untuk mengganti nama pemberian dari orang tuanya itu.
dari sekian banyak alasan, yang paling membulatkan tekadnya untuk mengganti nama adalah karena anaknya. Putrinya itu sering menangis dan mengurung diri di kamar karena malu terus-terusan di ejek.
Meski namanya sudah tersemat sejak 28 tahun yang lalu, Kentut merasakan benar-benar sakit hati menerima ejekan dari warga pada tahun 2008 silam.
Pasalnya, perbincangan soal namanya itu sampai menjadi bahasan petugas di Kecamatan Pinang.
Meski kadang harus sakit hati dengan ejekan itu, Kentut seolah jadi terbiasa. Ia mengajukan permohonan perubahan nama ke PN Tangerang dengan didampingi oleh pamannya, Rebo.
Kehadiran paman dan juga keponakan yang punya nama unik itu praktis membuat pengunjung sidang tidak terkecuali dengan hakim tersenyum-senyum saat menyidangkan perkara itu.
Menurut Rebo, nama keponakannya itu benar-benar diberikan orang tuanya saat yang bersangkutan lahir ke dunia.
Mereka memberi nama tersebut karena diduga kurang memahami dampak yang akan ditimbulkan nantinya.
Kentut yang setiap harnya mengajar ngaji kepada warga sekitar perlu mengganti nama, sebab menurutnya Kentut saat ini telah menjadi panutan warga.
Kentut pun sudah mengurus persoalan administratif terkait perubahan namanya itu. Dan kini, ia tinggal menunggu majelis hakim, apakah namanya bisa diubah, atau tetap sebagai Kentut.