Selasa (29/5) lalu seorang pemuda bernama Ali Banat asal Australia meninggal dunia. Ia memang bukan seorang pemuka agama, akan tetapi kepergiannya ramai dibicarakan di medsos, terutama bagi komunitas muslim di Australia.
Di Indonesia sendiri, Ali memang menarik sejumlah perhatian selebritis, salah satunya adalah Shireen Sungkar.
Nggak heran memang, pemuda yang baru saja pergi untuk selama-lamanya itu ternyata punya cerita hidup yang sangat menyentuh.
Ali sendiri merupakan seorang miliarder. Saat usianya masih 33 tahun, Ali Banat telah memiliki segalanya.
Dua perusahaan yang dimilikinya berkembang pesat sehingga membuatnya sukses mengumpulkan pundi-pundi rupiah di usia muda.
Kesuksesan Ali itu bagaikan mimpi yang diidamkan oleh banyak orang. Ali pun hidup dalam kemewahan yang serga gemerap.
Bahkan saking kayanya, ia pun memiliki sandal jepit yang kerap digunakannya ke toilet seharga Rp 10 juta. Fantastis bukan.
Selain itu, ia juga memiliki koleksi kendaraan mewah seperti mobil Ferrari yang harganya ditaksir mencapai miliaran rupiah.
Akan tetapi kehidupan Ali berubah 180 derajat pada tahun 2015 silam. Ia divonus dokter mengidap kanker stadium 4.
Kala itu dokter memperkirakan usia Ali tidak akan lama lagi, hanya sekitar 7 bulan. Kabar buruk itulah yang akhirnya menjadi awal dari perubahan besar di hidup Ali Banat.
Ia memutuskan untuk meninggalkan semua kemewahan yang dimilikinya. Ia juga ingin meninggalkan segala sesuatu yang bersifat duniawi.
Ali pun menguras hartanya. Ia menjual bisnis yang telah membuatnya kaya raya di usia muda. Ia juga melepaskan banyak koleksi barang mewahnya seperti jam tangan, kacamata dan juga sepatu.
Ali kemudian memulai sebuah program yang ia namai ‘Muslim Around The World’. Lewat organisasi itu, ia memberi perhatian besar untuk kaum yang membutuhkan di sebuah wilatah di Afrika bernama Togo.
Ia pun menggalang dana untuk emmbangun kampung bagi 200 janda, sekolah dan asrama untuk 600 anak yatim piatu serta sebuah masjid.
Hingga ia meninggal pada Selasa malam, penggalangan dana untuk organisasinya itu telah mencapai lebih dari target awal yakni $1 juta dolar, atau lebih dari Rp 10 miliar.
Ali pun terus melakukan kebaikan hingga ia kembali ke pelukan Tuhan pada Selasa malam. Ia meninggal di bulan Ramadhan. Kepergiannya pun menjadi duka bagi banyak orang.
Kisah hidupnya yang menginspirasi membuat pemakannya yang dilaksanakan di kawasan Lakemba, New South Wales dihadiri oleh banyak orang.
Video pemakaman Ali pun sempat diunggah oleh salah seorang netizen pengguna Facebook dengan akun bernama The Deen Show.
Dalam video itu tampak ratusan orang mengantar jenazah Ali Banat ke tempat peristirahatan terakhirnya. Awan mendung pun terlihat di langit saat jenazah Ali bersiap untuk dimakamkan.
https://www.facebook.com/TheDeenShowTV/videos/10155262006016104/
Ucapan duka pun mengalir mendoakan segala kebaikan mengiringi kepergiannya. Banyak pula netizen yang takjub melihat kondisi langit yang seolah ikut bersedih mengantar kepergian miliarder yang dermawan itu.