Sebagian besar orang yang tinggal di daerah perkotaan pastinya pernah menggunakan jasa transportasi ojek online.
Bukan saja karena mudah diakses, dibanding dengan bus, mode transportasi yang satu ini juga lebih efisien alias menghemat waktu.
Tapi, berbeda dengan ojek konvensional, hubungan penumpang dengan driver tak sebatas antar-jemput saja.
Lebih dari itu, penumpang juga diharuskan untuk memberikan penilaian dengan skala satu sampai lima pada sang pengemudi melalui aplikasi.
Ketika akan memberikan rating atau penilaian, penumpang juga bisa menambahkan komentar, baik berupa pujian maupun kritikan terhadap sang driver.
Hal ini bertujuan agar perusahaan mudah memantau kinerja para mitra atau driver-nya, serta tentunya demi kenyamanan dan kepentingan para konsumenya.
Akan tetapi, apa jadinya jika kolom komentar dan aplikasi chat penumpang ojek online yang bertujuan untuk memudahkan menghubungi sang driver yang di sediakan justru ‘disalahgunakan’, ya?
Dengan menuliskan ulasan yang absurd kayak yang dilakukan oleh sederet penumpang ini, misalnya. Penasaran kan seperti apa?
1. Kok nolak si bang?
2. Lebih kejam dari ibu tiri
3. Tanggung jawab loh bang.
4. Yang nyemprot siapa, yang diamuknya siapa! Sabar ya bang
5. Kenapa gak diselepet aja bang model penumpang kayak gitu
6. Tips anti opang-opang club
BACA JUGA: Kena tipu orderan fiktif, driver ojol ini tetap sabar dan memberikan makan yang sudah telanjur dibelinya ke panti asuhan
7. Mungkin jok motornya serasa kloset duduk