Pengguna sosial media dibuat terharu sekaligus kagum dengan beredarnya kabar tukang rujak naik haji menggunakan hasil jerih payahnya selama 28 tahun dengan menabung Rp 5 ribu perhari.
Yup, keterbatasan ekonomi bukanlah menjadi halangan bagi seseorang dalam menggapai mimpinya. Dengan tekad dan kemauan yang keras, semua yang dicita-citakan pasti akan terwujud dengan kunci mau berusaha dengan bersungguh-sungguh.
Hal ini juga yang dilakukan oleh pasangan suami isti yang sudah berusia lanjut asal Kelurahan Selong, RT 13, Kecamatan Selong, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat.
Mereka sangat bersyukur karena dapat mewujudkan impiannya dengan bisa berangkat menunaikan ibadah haji ke tanah suci Makkah pada tahun ini menggunakan hasil dari berjualan rujak.
Ditemui di rumahnya yang sederhana, tukang rujak naik haji yang diketahui pasangan suami istri bernama Sahyun dan Kaidah itu awalnya tidak menduga namanya akan dipanggil untuk menunaikan ibadah haji ke tanah suci pada tahun ini.
“Saya tak menyangka kalau saya akan dipanggil namanya untuk pergi haji, ini seperti mimpi mungkin karena memang sudah takdir saya juga,” ungkap Sahyun.
Selama 7 tahun Sahyun berjualan rujak, ia selalu mengusahakan untuk menabung walau dalam jumlah yang kecil. Ia menabung setiap harinya Rp. 5000 dan berharap suatu saat nanti tabungannya itu bisa untuk menunaikan ibadah haji.
“Dari hasil jualan itu, saya selalu meniatkan untuk menabung sebagai biaya untuk naik haji. Walau sedikit per hari saya tabung 5 ribu rupiah,” tutur Sahyun.
Perjalanannya dalam berjualan rujak pun tak selalu berjalan dengan mulus, rujak miliknya pernah difitnah mempunyai jampi-jampi penglaris. Karena saking larisnya, anak-anak menangis minta untuk dibelikan rujak miliknya.
“Duka yang saya paling ingat itu, pernah dibilang saya pakai jampi-jampi karena laris. Anak-anak kalau melihat rombongan rujak saya menangis minta untuk dibelikan,” tutur Sahyun.
Sementara itu Kaidah, istrinya yang selama ini setia menemani hidup Sahyun setiap hari bertugas membuat bumbu rujak dan pergi ke pasar membeli buah-buahan.
“Kalau saya tugasnya membuat bumbu rujak, ngulek-ngulek sambel, dan pergi ke pasar membeli buah, seperti jambu, bengkoang, mangga juga, pepaya dan buah lainnya ,” kata Kaidah.
Bapak empat anak ini pernah menggeluti bermacam-macam pekerjaan hingga pada akhirnya itu dirasakannya bukanlah jalan terbaik dan ia pun beralih menjadi tukang rujak sampai saat ini.
Sementara anak sulung dari sahyudin dan Kaidah, Rihayah menyebutkan bapaknya adalah pakhlawan bagi hidupnya. Karena mereka lah yang sudah membesarkan dirinya bersama ke 3 adiknya. Dan ternyata, selama ini Rihayah pun tak mengetahui bahwa kedua orang tuanya menabung untuk pergi haji dari hasil berjualan rujak.
“Kami tidak tahu kalau bapak itu nabung untuk haji. Kami sangat kaget melihat dia, ternyata namanya sudah dipanggil dari Jakarta untuk menunaikan ibadah haji,” ujarnya.
BACA JUGA: Kisah haru, ibu ini berjualan kerupuk demi biayai anaknya kuliah
Dikabarkan, pasangan suami istri tersebut pun dijadwalkan akan berangkat menunaikan ibadah haji pada keloter terakhir.