Bagi masyarakat Indonesia yang mayoritas memeluk agama islam, istilah ibadah haji memang sudah tak asing lagi dalam kehidupan sehari-hari.
Melakukan ibadah haji merupakan impian bagi semua umat islam. Namun melaksanakannya harus membutuhkan persiapan yang lebih dari segi keuangan maupun fisik.
Seperti kisah Nenek Sunak Mutiha Jumakah berusia 65 tahun berasal dari kota Probolinggo, Jawa Timur, yang ditakdirkan berangkat ke tanah Suci untuk melakukan ibadah haji.
Dengan menggunakan biaya hasil dirinya menabung berjualan kacang Rp500 perbungkus selama sepuluh tahun.
Nenek Sunak tinggal seorang diri di jalan Cokroaminoto, Kebonsari Kulon, Kota Probolinggo, Jawa Timur. Ia berstatus janda sejak sang suami meninggal duni empat belas tahun yang lalu. Sejak itulah nenek satu anak dan dua cucu itu pun berjualan kacang yang dijual Rp500 per bungkusnya.
Nenek Sunak menjual kacang buatannya itu dengan cara menitipkannya di warung-warung tetangga nya di kampung. Per bungkus kacang, ia hargai Rp500, untuk dirinya Rp400 dan untuk sang pemilik warung Rp100.
Ia pun menceritakan untuk setiap warungya, ia menitipkan sebanyak 25 bungkus kacang.
“Kalau 25 bungkus semuanya Rp10 ribu, Rp2.500 ke sana (pemilik warung,” ungkapnya.
Setiap harinya ia biasa membawa pulang untung bersih kurang lebih Rp20 ribu. Dari keuntungan itu ia gunakan untuk kebutuhan sehari-hari, sebagian lagi untuk tambahan modal berjualan kacang lagi dan sisanya ia tabung.
Nenek Sunak mendaftar haji sepuluh tahun yang lalu, uang pendaftarannya pun berasal dari tabungan hasil berjualan kacangnya. Ia mengaku lupa berapa uang haji yang ia setorkan pertama kali ke bank.
“Ditabung sedikit-sedikit, lha wong hasilnya kecil. Lupa, saya berapa uang yang disetor,’ ujarnya.
Begitu terus yang nenek Sunak lakukan sampai kemudian ia bisa menerima panggilan dari Kantor Kementrian Agama untuk berangkat ke Tanah Suci tahun ini. Ia diminta agar melunasi biya pemberangkatan ibadah haji sebesar 36 juta.
“Terakhir biaya pelunasan kurang tiga juta lima ratus,” katanya.
Nenek Sunak tergabung dalam jemaah kelompok terbang (kloter) 9 asal Kota Probolinggo dan masuk Asrama Haji Surabaya pada Senin malam.
Kloter ini pun dijadwalkan terbang dari Bandara Internasional Juanda Surabaya menuju Bandara Internasional Amir MUhammad bin Abdul Aziz di Madinah, Arab Saudi, pada Selasa malam, 9 Juli 2019.