Dikutip dari CNBC Indonesia. Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 9,11 LS dan 114,54 BT, atau tepatnya gempa bumi berpusat di 83 kilometer Barat Daya Nusa Dua Bali dengan kedalaman 68 kilometer.
Menurut keterangan dari Rahmat Triyono Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, dengan memperhatikan lokasi episenter dan hiposenter, gempa bumi selatan di Jawa-Bali-Nusa Tenggara ini tampak bahwa berkedalaman menengah ini diakibatkan oleh aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia yang menyusup ke bawah Lempeng Eurasia.
Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi ini dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan jenis naik mendatar (oblique thrust fault).
Guncangan gempa bumi dirasakan di daerah Badung V MMI, Nusa Dua IV-V MMI, Banyuwangi, Karangkates, Sumbawa, Lombok Timur, Lombok Utara III MMI, Jember, Lumajang II-III MMI.
Namun hingga saat ini, belum ada laporan dampak kerusakan yang terjadi akibat gempa bumi tersebut.
BMKG menyatakan bahwa gempa bumi tidak berpotensi tsunami.
Hasil monitoring BMKG hingga pukul 07:50 WIB, belum adanya aktivitas gempa bumi susulan (aftershock).
Selepas gempa yang melanda Nusa Dua Bali, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber daya Mineral lantas memberikan rekomendasi kepada masyarakat.
BACA JUGA: Gempa bumi 3,6 SR guncang Manokwari, tak berpotensi tsunami
Masyrakat dihimbau untuk tetap tenang, mengikuti arahan dan informasi dari pemerintah daerah dan BPPD setempat, serta tidak terpancing isu mengenai gempa dan tsunami yang belum tentu kebenarannya dan tetap waspada dengan kejadian gempa susulan.