Mungkin tak semua orang memiliki fasilitas internet atau gadget yang memadai untuk bisa mengerjakan tugas di rumah. Seperti kisah bocah kerjakan PR di toko gadget yang belum lama ini viral di media sosial contohnya.
Seperti dalam unggahan video dari akun Twitter @InactionNever, terlihat seorang bocah laki-laki itu terpaksa mengerjakan tugas sekolahnya di sebuah toko gadget karena ia tak memiliki akses internet.
Dalam tayangan terlihat ia tampak tengah serius mengerjakan setiap soal sembari mengutak=ngatik sebuah gadget yang ada di hadapannya dengan sangat hati-hati.
Tas ransel berwarna merah dan sebuah botol minuman berwarna putih terlihat menjadi teman setia si bocah kerjakan PR di toko gadget tersebut.
Pemandangan itu pun ternyata membuat netizen semakin terharu pada saat mengetahui jika pihak toko telah memberikan izin kepada bocah laki-laki itu, bocah tersebut pun diperkenankan untuk datang kapan saja.
Unggahan @InactionNever itu lantas menyentuh hati sekaligus menuai beragam komentar dari netizen.
Namun di satu sisi, video tersebut juga memicu perdebatan hebat tentang perkembangan dunia pendidikan.
@voicewhitney,”sangat bagus, jadi teringat perpustakaan publik untuk mengerjakan tugas”
@6Godt,”ini adalah perjuangan. Dia akan tumbuh dan menjadi menakjubkan”
@MrCraftmaster,”Bagus nak, belajar untuk masa depan bukan bermain game dan media sosial”
@Scoreboardfun,””Aku sangat senang melihat konten seperti ini. Ketika kamu sudah hampir menyerah melihat kondisi kemanusiaan sepanjang tahun yang negatif ini, kamu merasa nyaman melihat pemandangan tersebut. Di satu sisi, aku merasa sedih melihat bocah itu. Tapi dia melakukan apa yang harus dia lakukan,”
BACA JUGA: Adiknya mengidap penyakit langka, bocah SD ini rela jualan sayur untuk biaya pengobatan
@Jmonte41739837,”Jika anak-anak tidak memiliki akses internet di rumahnya, seharusnya sekolah tidak memberikan mereka pekerjaan rumah. Aku menerapkan kebijakan ini karena kebetulan aku mengajar di kota ku, dan hanya ada beberapa siswa yang memiliki akses internet,”
Beberapa netizen menyayangkan pihak sekolah tidak memberikan akses internet dan ruangan yang nyaman bagi siswa yang tidak mampu.